Mengasuh Ulang Inner Child Dan Trauma Melalui Sesi Hipnoterapi

Anxiety

Selasa, 5 Maret 2024 10:59

Setiap manusia punya luka batin yang berbeda, dengan tingkatannya masing-masing. Ada yang luka batinnya sangat terlihat dan ada juga yang tersembunyi. “Luka batin itu berhubungan dengan cara seseorang merespons lingkungan. Berdasarkan penelitian American Psychological Association, orangtua at...

Setiap manusia punya luka batin yang berbeda, dengan tingkatannya masing-masing. Ada yang luka batinnya sangat terlihat dan ada juga yang tersembunyi.

“Luka batin itu berhubungan dengan cara seseorang merespons lingkungan. Berdasarkan penelitian American Psychological Association, orangtua atau pengasuh yang memiliki hubungan hangat, terbuka, dan komunikatif, serta punya batasan yang sesuai pada anak akan memunculkan harga penghargaan diri yang lebih tinggi pada anak atau remaja tersebut.

Selain itu, anak-anak dan remaja itu juga memiliki performa yang lebih baik di sekolah, dan terhindar dari depresi atau penyalahgunaan narkoba. Pola pengasuhan memang berdampak kehidupan sosial, kognitif, emosional, dan mental.
Banyak orang dewasa masih dipengaruhi atau bahkan dikendalikan oleh inner child secara tidak sadar. Inner child yang menderita secara emosional itu menghuni pada tubuh orang dewasa.
Namun, banyak dari mereka sulit untuk mengelola dan memahami tentang inner child. Meskipun menyakitkan, mereka harus hidup dengan apa yang tidak mereka terima ketika masih anak-anak.
Dari beberapa kasus yang saya temui, ada beberapa skema yang bisa dijadikan bahan pengembangan,
1. Identifcation
Cari tahu dan telusuri apa persisnya tema yang belum selesai itu, dalam hipnoterapi kita perlu melakukan analisis dengan memandu seseorang mengalami kembali sebuah kejadian yang memicu timbulnya luka batin, dengan pendekatan regresi usia, hal ini bisa membantu seseorang mengetahui kapan dan dimana jiwa seorang anak mengalami pengalaman tidak menyenangkan.

2. Re-Understanding
Setelah mengatahui apa persisnya masalah yang belum selesai dan pemicunya, membingkai ulang kejadian yang telah dialaminya, apa makna dan hikmahnya, serta membingkai ulang dengan caranya mereka sendiri.

3. Accepting
Setelah itu diajarkan bagaimana mereka mau menerima sebuah pengalaman, sebab bisa jadi dengan menerima mereka menemukan cara baru untuk melangkah.

4. Releasing
Klien akan diminta untuk melepaskan tema yang belum selesai itu, tanyakan apa yang mereka rasakan setelah melepaskannya.

5. Forgiving
Konsep memaafkan, bisa dengan pendekatan spiritual yang atau menggunakan pendekatan Gestalt, seperti Imaginary Conversation

6. Installing Hope and Skills
Saat klien sudah bisa, mau dan mampu melepaskan dan memaafkan, maka hipnoterapis menanyakan apa sumber daya selanjutnya yang mereka butuhkan agar bisa melangkah kedepan, dan tentu mengarahkan klien membuat harapan dan keterampilan berpikir baru.

7. Anchoring
Melepaskan dan membuat jangkar emosi bisa digunakan kepada klien agar kedepannya mereka siap dengan setiap perubahan.

8. Believing
Klien diyakinkan bahwa mereka bisa menghadapi kehidupan mereka kedepan dengan apa yang telah dilakukan dari proses terapi, penguatan terhadap ego perlu dilakukan dengan cara klien sendiri.

9. Imaginary Checking
Klien akan ditanyakan bagaimana perasaannya saat itu dan apa yang dirasakan ketika mengingat kembali peristiwa tidak menyenangkan itu.

10. Acting
Setelah terapi biarkan klien menjalani perubahannya, biarkan makna dan strategi baru yang sudah dibuat di operasionalkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

11. Evaluating
Jika klien merasakan perubahannya signifikan setelah diterapi, izinkan klien menjadi diri mereka sendiri dengan pengetahuan barunya, jika belum optimal hasilnya, maka klien dan hipnoterapis bersama-sama mengevaluasi apa yang belum terpikirkan atau dilakukan.

Hipnoterapi, menurut pengalaman saya, adalah cara yang sangat efektif untuk mengakses alam bawah sadar dan mengunjungi batin anak. Berkali-kali, saya menemukan bahwa hipnoterapi memungkinkan kita terhubung dengan inner child dengan cara yang mendorong relaksasi dan wawasan yang luar biasa. Tujuan kunjungan dapat didiskusikan terlebih dahulu dan tujuan spesifik dapat ditetapkan. Melalui proses trance yang lembut – sangat mirip dengan melamun – klien kemudian mampu menjembatani pikiran sadarnya dengan alam bawah sadarnya. Proses ini memungkinkan dia untuk berdialog dengan anak di dalam dirinya, anak yang dulu dan masih hidup.


Artikel Lainnya