Marah-Marah Dengan Merusak Barang , Apakah Gangguan Jiwa?

Bipolar

Kamis, 7 Maret 2024 15:45

Beberapa waktu yang lalu ramai pemberitaan di sosial media membahas mengenaiseorang pemuda yang merusak motor bahkan membakar STNK nya hanya karena tidak terima ditilang polisi yang bertugas. Nampak pemuda tersebut tidak dapat mengontrol emosinyamembanting dan melempar motornya meskipun pacarnya me...

Beberapa waktu yang lalu ramai pemberitaan di sosial media membahas mengenai
seorang pemuda yang merusak motor bahkan membakar STNK nya hanya karena tidak terima di
tilang polisi yang bertugas. Nampak pemuda tersebut tidak dapat mengontrol emosinya
membanting dan melempar motornya meskipun pacarnya memohon agar pemuda tersebut
berhenti. Banyak orang yang bertanya tanya apakah tindakan tersebut harus dilakukan? Padahal
yang bersalah dan menjadi sebab menyebabkan pemuda itu harus ditilang adalah karena dirinya
yang bersalah dan melanggar aturan berkendara, kondisi psikis apa yang dialami pemuda
tersebut?
Beragam tanggapan muncul menanggapi perilaku negatif yang dilakukan pemiuda
tersebut, namun yang dilihat oleh masyarakat bias jadi hanya permukaannya saja. Di balik
perilaku negatif tersebut tentu ada latar belakangnya. Perlu pemahaman lebih dalam lagi untuk
memahami perilaku merusak barang saat marah. Apakah hal tersebut dilakukan setiap marah?
Apakah baru sekali ini saja? Dan pada saat bagaimana perilaku itu muncul? Apakah sebelumnya
dia mengalami tekanan hebat dalam hidupnya sehari hari? Tidak ada yang tau sebelum dilakukan
pemeriksaan yang mendalam oleh seorang professional di bidang kesehatan mental.
Ketika seseorang mengalami tekanan yang berat secara terus menerus. Itu sama saja
seperti menimbun sampah dalam batin. Kita tidak benar benar tau kapan tekanan itu akan
meledak seperti bom waktu yang tinggal menunggu pemicunya saja. Maka dari itu merelease

emosi dengan bijaksana sangat di butuhkan bahkan harus selalu dilatih. Agar ketika seseorang
membutuhkan waktu untuk meluapkan emosinya tidak mengganggu dan merugikan orang lain
dan lingkungan sekitar.
Ketika seseorang mengalami ledakan emosi yang begitu kuat dan ketidak mampuan
untuk menolak dorongan agresif mungkin individu tersebut mengalami gangguan yang disebut
dengan gangguan eksplosif intermiten. Seseorang yang mengalami gangguan ini sering kali
secara serius merusak property atau menyerang orang lain, dan bereaksi dengan cara yang
seenuhnya tidak sesuai dengan penyebab marah. Gangguan ini biasanya dimulai pada akhir masa
kanak-kanak atau remaja. Gejalanya sering muncul beruba agresi verbal dan fisik terhadap
barang, hewan, atau orang dalam jangka waktu yang sering.
Lalu sikap apakah yang harus dilakukan agar kita dapat mengontrol emosi dengan baik?
Bukankah marah itu merupakan sifat alami manusia?. Memang benar marah merupakan sikap
alami manusia tetapi reaksi marah terkadang bersifat semu, dalam artian level marah seseorang
terhadap sesuatu bias berkurang seiring dengan waktu atau situasi, sehingga bias jadi yang
tadinya seseorang ingin ngamuk dan berteriak setelah jeda sesaat menjadi hilang marahnya.
Berikut tips mengelola emosi guna mengurangi perilaku ngamuk/ merusak barang :
1. Tunda marah dengan mengalihkan perhatian missal minum segelas air putih, cuci
muka atau mendengarkan music
2. Atasi dengan menulis luapan emosi atau curhat dengan sahabat di tempat yang bukan
lokasi pemicu marah
3. Undur marah dengan meninggal kan lokasi tempat kejadian yang membuat marah

4. Amati penyebab marah dengan instropeksi apakah kita marah dengan orangnya,
kejadiannya atau sikapnya. Hal ini penting untuk bahan instropeksi kita.
Namun jika keinginan untuk melakukan kekerasan verbal dan merusak barang tidak
dapat diatasi sendiri dan justru keinginan itu semakin meningkat dalam jangka waktu
yang sering. Cobalah mencari bantuan tenaga professional di bidang kesehatan
mental seperti psikolog klinis, psikiater, atau konselor untuk mendapat sesi
pengobatan dan psikoterapi lebih serius dan ter program.

Artikel Lainnya