CLINICAL HYPNOTHERAPY

Anxiety

Selasa, 12 Maret 2024 17:07

Hipnoterapi Sebagai Salah Modalitas Terapi Membantu Mengatasi Masalah TraumaMonday, 31 Oktober 2023Author: Ni Luh Rasmin., S.Psi., M.Psi., Psikolog., CRTPendahuluan Hampir sebagian besar individu yang dalam ruang lingkup kehidupan di dunia yang tidak ideal ini dapat mengalami trauma. Penyebab traum...

Hipnoterapi Sebagai Salah Modalitas Terapi Membantu Mengatasi Masalah Trauma

Monday, 31 Oktober 2023
Author: Ni Luh Rasmin., S.Psi., M.Psi., Psikolog., CRT

Pendahuluan
Hampir sebagian besar individu yang dalam ruang lingkup kehidupan di dunia yang tidak ideal ini dapat mengalami trauma. Penyebab trauma yang dialami oleh seseorang bisa terjadi oleh berbagai sebab diantaranya pola pengasuhan dengan kekerasan, bullying, bencana alam, kematian orang terdekat, putus cinta, pelcehan seksual, dan banyak hal lainnya. Jika trauma ini tidak ditangani maka sangat mungkin individu tersebut dapat mengalami berbagai masalah gangguan psikologis diantaranya dapat menyebabkan gangguan perilaku seperti adiksi, kecemasan, panik, dan lain sebagainya. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan apa itu trauma, gejala-gejalanya, penyebabnya, dampaknya, serta penangannnya dari aspek psikologis.

Apa Itu Trauma?
Trauma secara definisi adalah hal-hal yang intolerable tidak dapat ditoleransi lagi dan tidak dapat ditanggung. Trauma sangat mungkin bisa berulang oleh suatu trigger yang mirip pada kejadian di masa lalu yang dialami individu tersebut. Trauma memang meninggalkan bekas. Trauma adalah gambaran-gambaran sepintas seperti flashback. Bukan kejadian runut, tapi hanya gambaran saja yang membuat orang yang merasakannya bisa merasa marah, kecewa, sedih, yang sangat tidak mampu mengekspresikan dengan kata-kata, emosi apa yang sedang terjadi.

Gejala Trauma
Gejala trauma pada setiap individu cenderung beragam, mulai dari gejala fisik maupun gejala psikologis
Gejala fisik, seperti:
- Tangan berkeringat dan gemetar
- Jantung berdebar
- Maag
- Pusing dan sakit kepala
- Dan lain sebagainya
Gejala psikologis , seperti:
- Merasa insecure atau merasa tidak mampu
- Merasa tidak adekuat
- Takut
- Cemas
- Merasa tidak berharga
- Panik

Penyebab trauma
Penyebab trauma yang dialami oleh seseorang bisa terjadi oleh berbagai sebab diantaranya pola pengasuhan dengan kekerasan atau abusive, bullying, bencana alam, kematian orang terdekat, putus cinta, pelecehan seksual, dan banyak hal lainnya.

Dampak Dari Trauma
Trauma psikologis dapat menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan mental yang berkaitan dengan trauma tersebut seperti diantaranya:
- OCD
- PTSD
- Kecemasan
- Depresi
- Beberapa individu membius dengan alkohol, beberapa membius dengan narkotika, beberapa membius dengan aktivitas seks yang berbahaya, beberapa membius dengan aktivitas-aktivitas lain yang sebenarnya tidak membantu.

Penanganan Trauma
Penangan trauma diantaranya adalah dengan beberapa metode psikoterapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT), Dialectical Behavioral Terapy (DBT), somatic experiencing, EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing), mindfulness, yoga, hipnoterapi. Penangan hipnoterapi dalam seting klinis belakngan ini banyak diminati sebagai bentuk psikoterapi yang lebih singkat. Dalam proses terapi klien mengeskplorasi ideal selfnya dengan memasuki kesadaran dirinya agar "sumber daya" yang dimilikinya dapat diajak berkomunikasi. Psikoanalisa mendasari munculnya Hipnoterapi dimana dalam proses ini dapat mengangkat pikiran-pikiran yang "ditekan" dibawah sadar, sehingga klien dapat memahami di ranah pikiran sadarnya, sehingga mampu memahami kebutuhan piskologis.

Kesimpulan
Trauma dapat menyebabkan berbagai gangguan psikologis. Penanganan trauma seperti hipnoterapi yang berbasis psikoanalisa dapat mengungkap berbagai informasi yang tidak dapat diungkapkan melalui pikiran sadar, termasuk dalam upaya untuk pemenuhan kebutuhan psikologis. Pemenuhan kebutuhan psikologis dapat meningkatkan kualitas hidup individu tersebut ke jenjang yang lebih fungsional bahkan esepsional.

Artikel Lainnya

merawat-pernikahan-menikah-lalu-mencintai-

MERAWAT PERNIKAHAN “Menikah lalu Mencintai”

Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diingat ketika kita menjalani pernikahan, baik itu mencinta terlebih dahulu atau mencinta setelah menikah, yaitu:Pernikahan membutuhkan kompromi Sebelum menikah kita perlu sadar bahwa pernikahan yang berjalan dengan baik adalah pernikahan yang didalamnya terdapat kompromi. Mengapa? Sebab menikah merupakan persatuan dua individu yang berbeda sejak lahir dan dilatarbelakangi oleh keluarga yang berbeda pula. Akan berat ketika masing-masing pasangan mempertahankan cara hidupnya, sebab tidak mungkin semua yang kita inginkan adalah hal yang sama dengan yang pasangan inginkan. Berkompromi berlaku bagi kedua belah pihak dan anda tidak harus setuju dengan semua yang dikatakan atau dipercayai pasangan Anda, tetapi Anda harus jujur terbuka untuk mempertimbangkan kondisinya. Pernikahan adalah memberi dan menerima, bukan hanya menerima.Pernikahan bukan untuk merubah pasanganHarapan untuk mengajak pasangan mengikuti semua kemauan kita adalah hampir mustahil. Meskipun ketika pada akhirnya perubahan itu terjadi, hal ini merupakan buah dari saling memahami dan mengerti dalam proses menjalin pernikahan. Bisa saja bukan perubahan pada pasangan yang perlu kita kejar, namun meningkatkan kemampuan kita beradaptasi pada hal-hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kemampuan kita sendiri. Kemauan kita untuk menurunkan standar-standar yang telah kita patok sebelum bertemu dengan pasangan. Strategi ini akan membuat kita lebih santai dalam menghadapi perbedaan. Komunikasikan apa yang kita rasakan. Bicaralah dengan pasangan. Sampaikan apa yang kita suka dan tidak suka, harapan-harapan kita dalam menjalani pernikahan, jujurlah dan bicarakan dengan penuh kasih. Komunikasi disini butuh niat dan tekad. Pemilihan kata dan kalimat perlu diperhatikan agar pembicaraan dengan pasangan tidak menyinggung atau terkesan menggurui. Tidak memaksakan perubahan berarti kita menghormati pasangan. Ia adalah individu yang berbeda dengan kita, sadari hal itu. Pertahankan rasa hormat akan memberikan ruang cinta untuk terus mengalir dalam kondisi apapun.Pernikahan yang sukses adalah kerja keras“Jika itu cinta sejati, maka ia tidak membutuhkan kerja keras”. Benarkah? Mengharapkan pernikahan yang mudah, mulus, tanpa godaan dan badai mungkin hanyalah mimpi. Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Keberuntungan mungkin terjadi sesekali dalam hidup kita, namun tetap dibutuhkan kerja keras untuk mempertahankan keberuntungan tersebut. Dalam suatu perusahaan akan sangat jarang kita bisa tiba-tiba berada di puncak karir, menjadi manajer, menjadi direktur tanpa adanya kerja keras terlebih dahulu. Begitu pula halnya dengan pernikahan. Jangan berpikir menikah itu mudah hanya karena saling mencintai. Sebab cinta adalah sisi emosi manusia yang bisa berubah setiap saat. Namun menumbuhkan cinta terus menerus adalah pekerjaan yang bisa kita lakukan agar cinta itu selalu ada dan semakin bertambah.Tanaman membutuhkan segala upaya untuk tetap bertahan hidup. Ia perlu angin, air, kadang-kadang kekeringan untuk menumbuhkan akar yang semakin kuat. Demikian juga dengan pernikahan. Perlu kerja keras untuk memperkuat akar pernikahan. Kemauan untuk belajar dari kesalahan akan membantu kita memperoleh solusi yang tepat dalam merespon tantangan dan kendala yang terjadi dimasa depan.Kemampuan membaca pikiran pasangan Selalu ada harap-harapan dalam pernikahan. Akan tetapi ketika harapan kita terhadap pasangan terlalu tinggi dan gagal, kita cenderung langsung lompat pada kesimpulan negatif terhadap pernikahan dan pikiran pasangan kita. Kita seolah membaca jalan pikiran pasangan, padahal yang kita tangkap hanyalah pikiran negatif yang muncul dari kita sendiri. Seringkali kita mendengar ungkapan “Jika dia mencintaiku, dia tahu apa yang aku inginkan”, “Aku kan tidak harus bertanya”, “Dia seharusnya tahu bahwa dia melakukan kesalahan”. Akan tetapi yang terjadi adalah, dia tidak tahu meskipun seharusnya ia tahu. Saat Anda merasa tidak harus bertanya, tanyakanlah. Jika Anda menganggap ia harusnya tahu, sampaikanlah karena ia tidak akan tahu sampai Anda memberitahunya.Setiap individu berbeda, harapan masiang-masing individu berbeda begitu pula dengan pengalaman yang dilaluinya. Wanita dan pria sangat berbeda. kita masing-masing diciptakan dengan kekuatan dan kelamahan yang berbeda. Maka sudah seharusnya kita melihat dunia ini dengan berbeda. Perbedaan-perbedaan yang ada inilah yang membuat kita tidak dapat mengharapkan orang lain untuk membaca pikiran kita. Kita tidak bertugas untuk membaca pikiran pasangan kita, namun kita berbagi pikiran, perasaan, dan hati kita kepada dirinya dan mendengarkannya ketika ia sedang berbagi pikiran.Judul Buku: Merawat PernikahanPenulis Netty Dyan Prastika

Relationship
kesehatan-mental-dan-mindfulness

Kesehatan Mental dan Mindfulness

Ini dia penjelasnnya…Mindfulness merupakan suatu keadaan ketika individu sadar akan dirinya, baik tempat maupun mental terhadap keadaan yang terjadi pada saat itu juga, serta tidak berpikir ataupun terpaku akan kejadian masa lalu maupun masa depannya, melainkan fokus akan keadaan sekarang. Mindfulness dapat membantu seseorang memiliki kontrol diri yang baik dan meningkatkan kepekaan mereka terhadap hal-hal yang sedang terjadi. Saat seseorang berada dalam kondisi kesadaran, kesadaran akan membantu mereka melihat berbagai situasi yang tidak nyaman dan perasaan tertekan secara lebih jelas. Ini akan memberi mereka cara baru untuk melihat masalah dan solusi alternatifnya. Kondisi mindful akan mengajarkan seseorang bahwa mereka memiliki kendali atas pilihan mereka dalam hidup. Ini akan mendorong sikap responsif dan penerimaan terhadap keadaan di sekitarnya, yang dapat membantu mereka berkembang, menguatkan, dan menyembuhkan.Beberapa cara untuk menerapkan antara lain:Mindfulness pada NafasLatihan nafas adalah salah satu bentuknya dan kegiatan ini dapat membantu kita menyesuaikan diri dengan suatu sesi dan meningkatkan kesadaran kita akan bernapas. Ini dapat dilakukan dengan menarik nafas dari hidung dengan mengembungkan perut, lalu tahan nafas dan kemudian hembuskan dari mulut dengan mengempiskan perut. Mindfulness pada panca InderaDimungkinkan untuk mencakup peningkatan kesadaran dari semua indera kita, termasuk penciuman, penglihatan, pendengaran, dan perabaan, dan perasa. Tujuannya adalah untuk mendorong penerimaan dan orientasi terhadap lingkungan sekitar.

Psikoterapi
self-care-untuk-menjaga-kesehatan-fisik-dan-mental-jangka-panjang

Self care untuk menjaga kesehatan Fisik dan Mental Jangka Panjang

Merawat kesehatan fisik dan mental secara jangka panjang memerlukan pendekatan holistik yang mencakup kebiasaan-kebiasaan baik di berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa langkah self-care yang bisa diterapkan:1. Kesehatan FisikOlahraga rutin: Latihan fisik minimal 30 menit sehari, atau 60 menit 3 kali seminggu, seperti jalan kaki, jogging, yoga, atau berenang, dapat menjaga kebugaran tubuh dan kesehatan jantung.Pola makan seimbang: Konsumsi makanan sehat seperti sayuran, buah-buahan, protein sehat, dan biji-bijian. Batasi konsumsi makanan olahan, gula, dan lemak jenuh.Tidur cukup: Upayakan tidur 6-8 jam setiap malam untuk pemulihan fisik dan mental yang optimal.Minum air yang cukup: Hidrasi yang cukup penting untuk menjaga metabolisme dan fungsi organ.Hindari kebiasaan buruk: Kurangi atau hindari merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan penggunaan obat-obatan terlarang.2. Kesehatan MentalManajemen stres: Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau mindfulness untuk mengurangi stres.Jurnal atau menulis: Menulis pikiran atau perasaan dapat membantu melepaskan emosi yang tertahan dan memberikan perspektif baru.Batasi media sosial: Waktu berlebihan di media sosial dapat memicu kecemasan atau rasa tidak puas. Batasi penggunaan media sosial untuk menjaga kesehatan mental.Membangun hubungan sosial: Luangkan waktu untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarga. Dukungan sosial yang kuat membantu menjaga keseimbangan mental.Konseling atau terapi: Jika merasa terbebani secara emosional, pertimbangkan untuk berbicara dengan psikolog atau terapis.3. Pengembangan DiriBelajar hal baru: Mengembangkan keterampilan atau hobi baru dapat meningkatkan kepuasan hidup dan mengurangi risiko stagnasi mental.Tetapkan tujuan: Miliki tujuan hidup yang jelas, baik jangka pendek maupun jangka panjang, agar tetap termotivasi dan fokus.Refleksi diri: Meluangkan waktu untuk mengevaluasi pencapaian dan tantangan hidup dapat membantu memahami diri sendiri dengan lebih baik.4. SpiritualitasMeditasi atau doa: Mengembangkan rutinitas spiritual, seperti meditasi atau doa, bisa memberikan kedamaian batin dan memperkuat hubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.Bersyukur: Latih rasa syukur setiap hari untuk meningkatkan kepuasan hidup dan kebahagiaan.5. Manajemen WaktuPrioritaskan waktu istirahat: Jadwalkan waktu untuk istirahat dan relaksasi agar tidak mudah merasa terbakar atau kelelahan.Tetapkan batasan: Pelajari untuk mengatakan "tidak" jika merasa terlalu banyak beban, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi.Menjaga kesehatan fisik dan mental jangka panjang memerlukan konsistensi, komitmen, dan kesadaran diri dalam merawat diri sendiri setiap hari

Depresi
memahami-kebiasaan-melukai-diri-self-harm-

Memahami Kebiasaan Melukai Diri (Self-Harm)

Melukai diri atau self-harm adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk merusak diri mereka sendiri sebagai cara untuk mengatasi emosi atau tekanan yang dirasakan. Meskipun kebiasaan ini sering kali disalahpahami sebagai upaya bunuh diri, penting untuk dicatat bahwa banyak orang yang melakukan self-harm tidak memiliki niat untuk mengakhiri hidup mereka. Sebaliknya, tindakan ini sering kali merupakan metode untuk mengatasi rasa sakit emosional yang mendalam atau ketidakmampuan untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang lain.Ciri-ciri dan Alasan Melukai DiriTindakan Self-Harm: Tindakan ini bisa beragam bentuknya, mulai dari menggores kulit, membakar, hingga memukul diri sendiri. Seringkali, individu yang melukai diri tidak menunjukkan tanda-tanda fisik yang jelas, karena mereka mungkin memilih area tubuh yang tersembunyi.Emosional dan Psikologis: Banyak pelaku self-harm melakukannya sebagai cara untuk meredakan stres, kecemasan, depresi, atau kemarahan. Rasa sakit fisik yang ditimbulkan sering kali dianggap lebih mudah dihadapi dibandingkan dengan rasa sakit emosional yang dialami.Kontrol atas Emosi: Beberapa individu merasa bahwa mereka kehilangan kendali atas aspek lain dalam hidup mereka. Melukai diri dapat memberi mereka perasaan kontrol, bahkan jika hanya dalam satu elemen kehidupan mereka.Pengalaman Trauma: Pengalaman traumatis, seperti penyalahgunaan, kehilangan, atau peristiwa yang mengganggu, dapat menjadi pemicu perilaku self-harm. Dalam kasus ini, tindakan tersebut berfungsi sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit yang belum terpahami atau dihadapi.Dampak dari Melukai DiriMelukai diri tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik individu, tetapi juga memiliki konsekuensi jangka panjang bagi kesehatan mental. Beberapa dampak yang mungkin terjadi meliputi:Meningkatkan Isolasi: Banyak pelaku self-harm merasa malu atau terasing karena perilaku mereka. Mereka mungkin menghindari interaksi sosial atau menarik diri dari hubungan yang berarti.Rasa Culpability dan Kebencian Diri: Setiap kali individu melukai diri, mereka sering merasa bersalah setelahnya, yang dapat memperburuk keadaan emosional mereka dan menciptakan siklus perilaku yang sulit untuk diatasi.Peningkatan Risiko Masalah Kesehatan Mental: Tindakan melukai diri dapat berhubungan dengan kondisi kesehatan mental lainnya, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan. Dalam beberapa kasus, perilaku ini dapat meningkat seiring waktu dan mengarah pada risiko bunuh diri jika tidak ditangani dengan baik.Cara Mengatasi dan Mencari BantuanJika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami kebiasaan melukai diri, penting untuk mencari bantuan. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:Mencari Dukungan Profesional: Terapis atau konselor berlisensi dapat membantu individu memahami penyebab di balik perilaku self-harm dan memberikan strategi untuk mengatasi emosi dengan cara yang lebih sehat.Membangun Jaringan Dukungan: Berbicara dengan teman atau anggota keluarga yang dipercaya dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan membangun jembatan komunikasi yang lebih kuat.Menggunakan Metode Pengalihan: Mengganti kebiasaan melukai diri dengan aktivitas lain yang lebih positif, seperti seni, berolahraga, atau menulis, dapat membantu melepaskan emosi tanpa merugikan diri sendiri.Mindfulness dan Teknik Relaksasi: Latihan mindfulness, meditasi, dan teknik relaksasi lainnya dapat membantu individu mengelola stres dan mengurangi dorongan untuk melukai diri.KesimpulanMelukai diri adalah perilaku yang sering kali menyakitkan dan membingungkan, baik bagi pelakunya maupun orang-orang di sekitarnya. Memahami alasan di balik tindakan ini dan konsekuensi yang dihasilkan adalah langkah penting dalam membantu individu yang menjalani pengalaman tersebut. Dengan dukungan yang tepat dan pemahaman yang lebih dalam, adalah mungkin bagi mereka untuk menemukan cara yang lebih sehat dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional dan menciptakan kehidupan yang lebih baik dan lebih memuaskan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang berjuang dengan self-harm, jangan ragu untuk mencari bantuan – ada harapan dan pemulihan selalu mungkin.

Psikoterapi
pasca-perceraian-pengasuhan-yang-berpotensi-menimbulkan-trauma-fisik-dan-psikologis

Pasca Perceraian & Pengasuhan Yang Berpotensi Menimbulkan Trauma Fisik dan Psikologis

Pemberitaan kasus tenggelamnya seorang anak selebgram hingga menyebabkan kematian yang dilakukan oleh pacar dari ibu korban menyita perhatian banyak halayak dan warganet. Pelaku yaitu tiada lain adalah pacar dari ibu korban, saat ini telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. Sang ibu mempercayakan pengasuhan anaknya dan sering menititipkan korban kepada pelaku untuk sekedar bermain dan menemani pergi berenang. Umumnya pengasuhan anak-anak yang terjadi pada orang tua yang bercerai biasanya akan ikut dengan pasangan baru dari masing-masing kedua orangtuanya, seperti akan bersama ibu tiri, bapak tiri, pacar dari bapaknya, pacar dari ibunya, bahkan ada pula yang akan diasuh oleh tante, om, kakek-nenek atau keluarga dekat. Amankah anak yang masih kecil diasuh oleh orang dekat dari keluarga? Kekerasan pada anak justru banyak terjadi dari orang dekat seperti lingkungan keluarga. Lalu dimanakah pengasuhan yang aman bagi anak-anak setelah orang tuanya bercerai? Tentu perceraian orang tua bukan situasi yang menyenangkan bagi anak. Harapan setiap anak adalah mereka diasuh dan dibesarkan oleh kedua orangtua yang lengkap dan utuh. Disclaimer bahasan ini, bukan untuk menghakimi, bukan untuk membuat orang yang single parent menjadi down, untuk membuat mereka akhirnya menyesal dengan apa yang sudah diambilnya atau terjadi, karena yang sudah diambil adalah sudah sebuah keputusan. Jadi tidak berhak untuk dihakimi, bisa saja itu keputusan yang sudah tepat atau benar untuk diambil saat itu. Tapi ini menjadi wawasan saja agar kita tahu bagaimana cara mencegahnya. Disclaimer ini agar tidak disalahkan artikan, ini hanya terkait menjadi single parent pasca perceraian.Mungkin ada yang mengatakan single parent itu bukan pilihan, saya dalam hal ini enggak berbicara berbicara tentang norma, value, dan sebagainya tapi saya berbicara tentang hasil penelitian bahwa single parent jauh tidak diuntungkan jika dibandingkan dengan keluarga yang utuh, karena di dalam keluarga single parent itu tidak ada sosok-sosok yang bisa saling support yang lengkap, meskipun nanti saya akan jelaskan bahwa ketika nanti ada orang tua yang single parent itu bisa digantikan sengan sosok kakek-nenek atau paman, itu its ok tidak ada masalah, tapi harus ada strateginya didalamnya. Single parent juga berkemungkinan memiliki resistensi yang rendah saat menghadapi tantangan karena ini juga menjadi hal yang perlu diperhatikan, karena mungkin bebannya juga sendirian menghadapi berbagai beban dan harus lebih kuat daripada sebelumnya. Anak-anak pasca perceraian orang tuanya menunjukkan gangguan dari waktu ke waktu, dibesarkan dalam kemiskinan, orang tua tunggal, orangtua yang berpotensi mengalami depresi pasca perceraian, pola asuh yang keras, dan lain sebagainya. Anak-anak yang yang dibesarkan, anak yang dipisahkan pengasuhannya dalam konflik perkawinan, itu juga beresiko. Kesulitan di masa anak-anak dapat menyebabkan berbagai gangguan dan kemudian memungkinkan mengalami gejala depresi di masa remaja. Anak-anak yang mengalami gejala depresi di masa remaja itu biasanya memiliki kesulitan-kesulitan dimasa kecilnya. Sewaktu remaja, individu yang mengalami permasalahan depresi, diwaktu fase perkembangan sebelumnya biasanya mengalami kesulitan terkait dengan pengasuhan. Anak-anak yang orangtuanya bertengkar dan tidak rukun, selalu terjadi situasi ketegangan terus menerus, itu akan berpotensi membentuk remaja yang rentan, yang tidak sehat, sehingga nanti ketika remaja akan mudah untuk mengalami depresi, karena didalam fase perkembangan masa remaja itu juga ada tekanan-tekanan, itu juga akan membuat inividu menjadi rapuh, yang dapat juga berpotensi akan mengalami depresi atau berbagai permasalahan psikologis lainnya. Bahwa anak-anak yang tinggal dalam/dengan ibu serta pasangan memiliki penyesuaian yang paling buruk dibandingkan hanya tinggal dengan ibunya, resiko lebih menurun dengan adanya orang dewasa lain seperti kakek-nenek berada di dalam keluarganya.Jadi ketika ada Ibu single parent misalkan, si ibu juga perlu mencari social support bisa dari kakek-nenek atau orang-orang terdekat, agar si ibu tidak sendirian dan juga si ibu punya dukungan emosional dan juga anaknya ini memiliki sosok, figur, orang, yang selain ibunya itu. Perempuan pasca bercerai butuh juga laki-laki itu untuk untuk mengenali figur dengan gender yang lain secara lebih dekat. Karena itu single parent salah satunya yang perlu lebih konsen tentang pengasuhan anak-anak, memiliki resiko tersendiri. Tapi itu bukan berarti bahwa orang yang tidak single parent terbebas dari semua kondisi ini. Dalam hal ini tidak membicarakan tentang mana yang baik, mana yang buruk, dibandingkan apa dan sebagainya, tapi dalam hal ini membicarakan kenapa orang single parent itu lebih lebih rentan menurut penelitian. Struktur keluarga dan trauma. Gangguan di struktur keluarga dapat mempengaruhi kesehatan mental anak dan orangtua. Biasanya anak-anak yang mengalami kecemasan, mengalami hambatan psikologis, waktu mereka remaja atau dewasa awal, biasanya mereka tumbuh didalam keluarga yang memiliki interaksi yang tidak baik, tidak pas, ada ekspresi emosi yang tinggi, misalkan kalau anak tidak suka, salah satu keluarganya tidak suka, hal tersebut dilakukan dengan bentak-bentak atau mungkin berbicara dengan anak terlalu blak-blakan, tidak menjaga perasaan dan sebagainya dan tidak memberikan bimbingan yang tepat. Ketika anak ini dilakukan konseling bersama keluarganya dan keluarganya diberikan masukkan agar mereka berperilaku lebih baik lagi dengan satu sama lain, ternyata di sini perubahan terlihat. Sehingga sebenarnya penyembuh anak adalah keluarga, karena kita berasal dari keluarga, tapi kalau keluarga kita nggak bisa memberikan kesembuhan ketika interaksi satu sama lain itu tidak bagus. Jadi itu fungsi dari konseling keluarga. · Konseling dengan family terapi dapat membantu anak-anak yang mengalami permasalahan psikologi untuk dapat pulih kembali dan mendapat support system yang baik dari keluraga. · Konseling pasangan pranikah untuk langkah pencegahan timbulnya perceraian juga penting untuk dilakukan. · Menghubungi layanan kesehatan mental untuk melakukan konsultasi seperti psikolog juga sangat membantu.

Relationship