Atasi Self Harm Dengan Self Love
Bipolar
Rabu, 6 Maret 2024 12:10
Belakangan ini, banyak remaja melakukan self harm yang kemudian dipamerkan ke media sosial. Mereka terjebak oleh rasa frustasi, dan rasa ingin menyerah untuk hidup. Mereka menyakiti diri sendiri dengan cara menyayat tangan dengan silet, memukul tubuh, mengelopek kuku dan lainnyaApabila kebiasaan in...

Apabila kebiasaan ini diteruskan, tentu sangat berbahaya bagi kesehatan fisik dan jiwa serta dapat menjadi pola berulang serta dapat menginspirasi remaja lainnya
Pelaku self harm paling sering adalah remaja dan dewasa muda, dengan faktor seperti berikut:
- Sulit mengekspresikan emosi dan perasaan.
- Tidak tahu ingin meluapkan rasa trauma, sakit, dan tekanan secara psikologis.
- Tidak memiliki solusi terhadap rasa kesepian, diabaikan, dan kebingungan yang mereka miliki.
Sekali melakukan self harm, akan membuat para pelakunya kecanduan. Mereka beranggapan jika tindakan menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk meredakan perasaan negatif, serta menikmati rasa sakit seperti yang sedang mereka alami.
Self harm juga menjadi perilaku yang sering dilakukan oleh orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) seperti bipolar disorder, depresi, obsessive-compulsive disorder.
Beberapa case yang saya temui, ketidak mampuan remaja menginterpretasikan isi kepala dan suasana hati menjadi penyebab utama perilaku ini. Untuk itula self esteem yang tadinya rendah sehingga merasa layak untuk menyakiti diri sendiri perlu diatasi dengan self love yaitu rasa cinta dan respect kepada diri sendiri.
Self-love dan self-care memiliki peran penting agar seseorang bisa memelihara hidup yang baik untuk kesehatan fisik dan jiwanya. Self-care memberi ruang untuk “lari” dari segala rutinitas sehingga seseorang akan mempunyai hubungan yang sehat dengan diri sendiri. Sedangkan, self-love atau mencintai diri sendiri berarti perasaan ikhlas menerima segala hal yang dimiliki. Secara umum, self-love adalah tentang penerimaan diri, penguasaan diri, dan rasa hormat kepada diri sendiri. Hal inilah yang akan menjadi kekuatan dalam melangkah menjalani hidup sehingga kehidupan akan menjadi damai, bahagia, dan bermanfaat. Mengunjungi psikolog tentu akan sangat membantu untuk mengurang perilaku self harm karena nantinya psikoterapi yang dilakukan membantu klien untuk mengenali sumber masalah yang selama ini sulit untuk siterima atau dikenali.